Kamis, 26 Mei 2011

Analisis Makalah (Sanding Kata )

Pada kesempatan ini, kami laporkan hasil analisis makalah yang berjudul “Google: Korpus Raksasa Sanding Kata dalam Pemelajaran dan Pengajaran BIPA”, berdasarkan pendekatan terhadap kaidah-kaidah bahasa Indonesia.

Makalah tersebut pernah disajikan dalam konferensi internasional pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing (KIPBIPA) VII, 29-31 Juli 2010. Oleh karena itu, kami yakin bahwa makalah yang dianalisis ini merupakan suatu karya yang baik dan sulit bagi kami untuk menemukan kekurangannya. Namun demikian, kami telah mencoba menganalisisnya dengan kemampuan dan pengetahuan yang masih terbatas.

Judul makalah sudah baik dengan susunan yang tanpa cacat. Penggunaan kata korpus raksasa dan BIPA mungkin bisa menjadi satu-satunya ketidak-manusiawi-an. Kami menyebutnya dengan kata “tidak manusiawi” karena sebenarnya itu bukan kekurangan yang besar, korpus raksasa kami nilai sebagai majas hiperbola dalam judul dan BIPA belum populer kepanjangannya sehingga kami merasa seharusnya tidak disingkat.

Di dalam bagian abstrak terdapat beberapa kalimat tidak efektif. Sebagai contoh, pada pertengahan paragraf terdapat satu kalimat yang mengandung beberapa kata “yang”. Selain itu, pada kalimat ketiga mengandung kata “umumnya” tanpa memberikan data-data akurat sehingga kalimat tersebut masih belum bisa dibuktikan kebenarannya.

Pada kalimat kedua paragraf pertama bagian pendahuluan, penulis kembali kurang cermat dalam menyusun kalimat efektif. Di kalimat ini terdapat 4 buah kata “yang”. Namun tentu saja hal ini dapat diperbaiki, sehingga menjadi “Tuturan atau tulisan yang wajar adalah tuturan atau tulisan yang mengandung sanding kata menurut penutur asli bahasa dianggap wajar atau lazim.”

Penulisan bahasa Inggris dalam kalimat sudah benar, yaitu dimiringkan. Beberapa kata berimbuhan juga sudah ditulis secara benar. Contohnya : menyandingkan bukan mensandingkan, pemelajar bukan pembelajar, memprediksi bukan memrediksi, mengategorikan bukan mengkategorikan. Namun, beberapa kata berimbuhan ditulis secara salah. Contohnya memopulerkan seharusnya mempopulerkan.

Pada bagian isi makalah terdapat pemenggalan kata yang tidak tepat. Contohnya terdapat pada halaman tujuh, paragraf pertama kalimat pertama point a, kata “kosakata” adalah satu kesatuan yang semestinya dipenggal menjadi kosa-kata jika terpisah oleh baris.

Pada halaman delapan poin 2, kata “menggantikannya” seharusnya diganti dengan “menggantinya”. Gambar-gambar yang dicantumkan tidak diberi nama atau keterangan yang menjelaskan tentang isi gambar.

Bagian simpulan dan saran dibuat oleh penulis dengan baik. Setiap kata yang dipilih mencerminkan keluwesan dan pengetahuannya tentang topik yang dipilih. Hampir tidak ada kesalahan, baik dari segi pemilihan kata, keselarasan antar kalimat, dan keterpaduan antar paragraf. Penulisan dan pengejaan sudah dalam bentuk baku yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Daftar pustaka pun ditulis dengan baik, yaitu disusun secara alfabetik dan dengan aturan yang benar.

Secara umum, makalah yang kami analisis sudah memenuhi kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang benar. Beberapa kekurangan yang kami kemukakan bukanlah hal yang luar biasa. Namun, hal ini dapat dijadikan penulis sebagai acuan demi meningkatkan kualitas dan menuju ke arah perbaikan dalam tuturan dan tulisan bahasa Indonesia.

Analisis Makalah (Pemenggalan Kata)

Makalah yang akan kami analisis adalah suatu karya dari mahasiswa jurusan Teknik Informatika. Kami kagum dengan ketertarikannya terhadap bidang kebahasaan. Apalagi penulis makalah ini membahas kaitan antara ilmu komputer dengan bahasa Indonesia. Pemenggalan kata merupakan topik yang baik dan sering kita temui sehari-hari. Nilai positifnya, kita dapat membuktikan hipotesis penulis dengan mudah pada berbagai media, contohnya koran.

Berdasarkan analisis kami terhadap makalah yang berjudul “Suatu Model Kaidah Pemenggalan Suku Pertama Pada Kata Bahasa Indonesia : Kasus Pada Huruf Awal B” didapatkan hasil sebagai berikut :


Makalah tersebut menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

Judul
Abstract
1. Pendahuluan
2. Pemenggalan Suku Kata
2.1 Pemenggalan Suku Pertama pada Kata
2.2 Kaidah Pemenggalan Suku Pertama
3. Percobaan
4. Hasil Percobaan
5. Kesimpulan

Pada judul makalah terdapat kekurangan dalam hal penyusunan kalimat. Kata “dalam” sebaiknya dicantumkan di antara kata “kata” dan “bahasa” sehingga tidak menimbulkan ambiguitas. Pada awal membaca judul tersebut, kami menyangka bahwa kata “bahasa” yang menjadi objek penelitian. Namun setelah ditelaah kembali, kami baru menyadari bahwa penulis menjadikan semua kata dalam bahasa Indonesia yang berawalan huruf B sebagai objek penelitian. Selain kekurangan ini, kami tidak menemukan kekurangan lainnya pada judul makalah tersebut.

Setelah judul, kami analisis bagian abstraksi makalah. Pada bagian ini terdapat keistimewaan, yaitu penggunaan bahasa Inggris secara menyeluruh. Sejujurnya kami tidak menguasai bahasa Inggris, namun demikian telah kami coba rangkum beberapa kesalahan penulis. Pada kalimat pertama, kata “Indonesian” idealnya diganti menjadi Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia lebih menunjukan kepribadian sebagai bahasa daripada menyebutnya dengan Indonesian, yang mempunyai arti lebih dekat dengan orang Indonesia. Selain itu, penulis melupakan tanda koma (,) dalam dua kalimat, yaitu pada kalimat ketiga dan kalimat terakhir.

Pada bagian pendahuluan, penulisan istilah asing sudah benar, yaitu dimiringkan. Singkatan NLP dan IR pada paragraf kedua seyogianya dideklarasikan terlebih dahulu di kalimat akhir paragraf pertama dengan menambahkan tanda kurung di sebelah kanan masing-masing istilah. Hal ini dikarenakan kedua singkatan terseut banyak disebutkan pada bagian pendahuluan, sehingga kurang efisien jika dituliskan istilah lengkapnya. Penulis mampu membedakan penulisan “di” sebagai kata depan dan sebagai kata imbuhan. Uraian pendahuluan tidak bertele-tele dan cukup jelas. Keselarasan antar paragraf terjaga dengan baik. Kalimat demi kalimat di dalamnya terlihat seolah bebas, namun belum menyalahi aturan kebahasaan.

Di bagian tinjauan pustaka, kami menemukan beberapa kesalahan. Di antaranya kalimat tidak efektif pada beberapa kalimat. Contohnya kalimat pertama paragraf pertama, “Kata di dalam bahasa Indonesia terdiri atas suku kata, baik pada kata dasar maupun pada kata berimbuhan”. Kata “pada kata” sebelum kata “berimbuhan” dapat kita hapus tanpa merusak artinya. Terdapat beberapa kata serapan yang muncul, seperti prototipe dan analogi.

Pada bagian ketiga dan keempat dari sistematika makalah, yaitu percobaan dan hasil percobaan, kami menilai penulis terlalu berhemat. Artinya tidak banyak yang dapat dianalisis karena jika dibandingkan dari segi kuantitas, bagian ini tidak sebanyak bagian tinjauan pustaka. Pada kalimat kelima paragraf pertama dalam hasil percobaan, yaitu “Setelah diteliti maka kata b yang digunakan hanya 2096 sedangkan sisanya adalah ...” kurang menyisipkan kata “kata” di belakang 2096. Kata ‘kata” ini digunakan sebagai penjelas bahwa angka yang tertulis menunjukkan banyaknnya kata. Hal seperti ini dapat kita temukan dalam kasus; telur-butir, hewan-ekor, atau lainnya.

Pada bagian kesimpulan, kami menilai tidak ada keselarasan antara bagian ini dengan pendahuluan. Di sini tidak menyinggung hubungan antara isi makalah dengan ilmu komputer yang sebelumnya tertera pada bagian pendahuluan.

Terakhir adalah bagian daftar pustaka. Bagian ini mengandung kesalahan mendasar, yaitu memakai sistem penomoran untuk daftar buku atau artikel yang menjadi rujukan. Semestinya daftar pustaka disusun berdasarkan abjad dan tidak diberi nomor.



Referensi :
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997, Balai Pustaka, Jakarta.

Jumat, 01 April 2011

SOAL BAHASA INDONESIA

I. Tentukan bentuk proposisi yang tepat pada pernyataan di bawah ini!

- Bahasa adalah sarana penalaran
Proposisi afirmatif universal, karena pernyataan di atas bersifat umum bahwa semua bahasa adalah sarana penalaran. Bahasa sebagai subjek dan sarana penalaran sebagai predikat, sehingga semua S adalah P.

- sifat kuantitatif matematika meningkatkan daya prediksi ilmu.
Proposisi Negatif Universal (E) yang berarti menyangkal preposisi untuk kuantifikator yang bersifat universal (seluruh kelas subjek sifat kuantitatif matematika), karena tidak seluruh sifat kuantitatif maatematika dapat meningkatkan daya prediksi ilmu.

- Bagaimana peranan bahasa dalam proses penalaran?
Bukan merupakan proposisi karena dalam kalimat tanya hubungan antara subjek dan predikat masih dicari, sehingga tidak dapat diambil kesimpulan.

- Semoga saja penelitian ini berhasil!
Bukan merupakan proposisi, merupakan kalimat seru yang tidak dapat diuji kebenarannya, sehingga tidak dapat diambil suatu kesimpulan.


II. Temukan kalimat abstrak dalam bahasa logika predikat untuk kalimat bahasa manusia berikut ini :

a. Untuk semua manusia, tidak ada manusia yang abadi
Predikat dari pernyataan tersebut adalah : manusia, abadi;
Kalimat abstrak : ”tidak ada manusia”.

b. Socrates adalah manusia
Predikat dari pernyataan tersebut adalah : manusia;
Kalimat abstrak : ”adalah manusia”.

c. Jika socrates adalah manusia dan Untuk semua manusia, tidak ada manusia yang abadi maka Socrates tidak abadi.
Predikat dari pernyataan tersebut adalah : manusia, abadi, Socrates;
Kalimat abstrak : ”tidak ada manusia” dan ”maka Socrates”.

d. Jika semua bilangan prima adalah bilangan ganjil maka beberapa bilangan genap adalah bilangan prima.
Predikat dari pernyataan tersebut adalah : bilangan, genap, prima;
Kalimat abstrak : ”bilangan genap adalah bilangan prima”.

FENOMENA MULTI MEDIA

Bahasa dan multimedia sangat berpengaruh dalam pembelajaran ilmiah, dan perkembangan bahasa dan multimedia pun cukup maju dengan didukung teknologi yang semakin hari semakin canggih dalam menghasilkan sesuatu yang baru di bidang pembelajaran ilmiah. Sampai saat ini pun bahasa dan multimedia terus di kembangkan agar terciptanya pembelajaran yang lebih efisien dan efektif ,contoh multimedia antara lain : gambar, video, animasi, suara, komputer dan multimedia lain nya yang mendukung pembelajaran ilmiah.

Menurut Wahyu Wijayadi dalam sebuah makalah sebuah seminar yang diselenggarakan Indosat yang berjudul Pengembangan Teknologi Multimedia dan Implementasinya, multimedia terdiri atas (1) unsur suara, (2) unsur gambar atau video, (3) unsur teks/data, (4) terpadu dalam satu media penyampaian, (5) Interaktif/bukan informasi satu arah. Jenis jasa multimedia terdiri dari dua, yaitu berdiri sendiri (stand alone/off line), dan terhubung dengan jaringan telekomunikasi (network-online).

Tujuan pengembangan multimedia yaitu untuk memudahkan komunikasi antara sumber informasi dan penerima informasi. Perkembangan multimedia tidak selalu membawa dampak positif tetapi terkadang membawa dampak negatif pada kehidupan sehari-hari, contohnya komunikasi melalui internet yang biasa kita sebut”chatting” seperti di Yahoo Messenger, Facebook,Twitter,dll terlihat bahwa penulisan bahasa menjadi berbeda,hampir setiap kata di singkat dan tidak memperhatikan ejaan yang benar(EYD). Karena itu dibutuhkan kebiasaan dalam pengejaan di setiap pembelajaran.

Kebanyakan dari kita menggunakan bahasa Indonesia yang telah terkena pengaruh-pengaruh dari berbagai bahasa (baik bahasa daerah maupun bahasa asing) pada kehidupan sehari-hari. Tidak dapat dipungkiri bahasa seperti itulah yang lebih menjamur di kalangan masyarakat luas mengingat singkat dan mudah diucapkan namun memiliki arti atau makna yang sama dengan bahasa Indonesia yang baku dan sesuai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Sebagian besar masyarakat sudah menganggap bahasa tersebut sebagai bahasa Indonesia dan sudah melekat dalam dirinya sehingga untuk mengimplementasikan bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD sangat sulit. Karena masalah-masalah seperti itu maka bahasa Indonesia diajarkan lagi dalam proses edukasi baik untuk tingkat bawah, menengah maupun atas.

Perkembangan multimedia sangat pesat, teutama dalam jaringan komunikasi dan pengetahuan. Oleh karena itu, sebagai pengguna (user) kita harus bias memilah-milah informasi yang kita dapat. Selain itu, kita juga harus dapat mengikuti perkembangan multimedia, agar tidak ketinggalan seiring dengan berkembangan multimedia tersebut.



--------------------- $$$ -------------------



Berikut ini adalah hasil analisis kami terhadap artikel di atas dari segi :

1. Kata
Pada artikel di atas terdapat beberapa kesalahan dasar penulisan kata dan pemanfaatan kata dasar. Kata imbuhan ‘di’ yang seharusnya ditulis sambung, di sini dituliskan secara terpisah, contohnya terdapat pada baris keempat paragraf pertama. Kata kembang yang mendapatkan imbuhan ‘di’ dan ’-kan’ ditulis sebagai di kembangkan, bukan dikembangkan. Pemanfaatan kata dasar masih tidak efisien. Pengulangan kata banyak terjadi di dalam sebuah kalimat, contohnya terdapat pada baris pertama paragraf kedua. Menurut Wahyu Wijayadi dalam sebuah makalah sebuah seminar yang diselenggarakan Indosat yang berjudul Pengembangan Teknologi Multimedia dan Implementasinya...
Dapat kita tulis menjadi; Menurut Wahyu Wijayadi dalam sebuah makalah pada seminar yang diselenggarakan oleh Indosat, yang berjudul Pengembangan Teknologi Multimedia dan Implementasinya...

2. Kalimat
Pada kalimat pertama paragraf pertama terdapat tiga kata konjungsi ‘dan’. Hal ini tentu dapat menimbulkan kesalahpahaman di antara pembaca artikel tersebut. Oleh karena itu, kita dapat membagi kalimat tersebut menjadi : (i) Bahasa dan multimedia sangat berpengaruh dalam pembelajaran ilmiah, (ii) perkembangan bahasa dan multimedia pun cukup maju dengan didukung teknologi yang semakin hari semakin canggih dalam menghasilkan sesuatu yang baru di bidang pembelajaran ilmiah.
Ubahan :
Bahasa dan multimedia sangat berpengaruh dalam pembelajaran ilmiah. Perkembangannya pun cukup maju dengan didukung oleh teknologi yang semakin hari, semakin canggih dalam menghasilkan sesuatu yang baru di bidang pembelajaran ilmiah.
Artikel di atas juga memuat kalimat tidak teratur, contohnya terdapat pada kalimat pertama paragraf ketiga, yakni; Tujuan pengembangan multimedia yaitu untuk memudahkan komunikasi antara sumber informasi dan penerima informasi.
Ubahan :
Pengembangan multimedia bertujuan memudahkan komunikasi antara sumber dan penerima informasi.

3. Kesatuan alinea ide pokok.
Alinea adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis dan sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Dengan demikian, tidak ada sebuah kalimat pun dalam paragraf yang tidak membicarakan ide pokok.
Ide pokok alinea pertama adalah bahasa dan multimedia berpengaruh dalam pembelajaran ilmiah. Ide pokok alinea kedua adalah pembagian jenis multimedia. Ide pokok alinea ketiga adalah tujuan pengembangan multimedia. Ide pokok alinea keempat adalah pengaruh negatif multimedia terhadap bahasa Indonesia. Ide pokok alinea kelima adalah opini penulis dalam bentuk kesimpulan.
Namun demikian, masih terdapat beberapa kalimat yang tidak menciptakan kesatuan alinea. Hal ini dapat kita lihat pada baris akhir alinea pertama dan baris awal alinea ketiga.

4. Topik
Topik yang dibicarakan pada artikel di atas jelas, yakni bahasa dan multimedia. Setiap kalimat berisi informasi mengenai topik utama.

5. Isi artikel
Isi artikel yang dibicarakan mendukung topik utamanya. Meskipun banyak kesalahan menurut tata bahasa Indonesia, namun untuk sebuah artikel yang sederhana seperti ini, cukup mengandung informasi yang penting. Pembaca mendapatkan informasi tentang hubungan bahasa dan multimedia, jenis multimedia, dampak buruk multimedia terhadap bahasa Indonesia, dan cara meredam dampak buruknya.

6. Logika
Artikel ini lebih logis dari pada artikel sebelumnya. Penggunaan kata dan pola kalimat lebih baik, sehingga kita dapat menangkap maksud dari setiap kalimat yang ditulis. Namun demikian, masih banyak celah yang dimiliki artikel ini sehingga masih memerlukan perbaikan penulisan, agar sesuai dengan Ejaan Yang Disesuaikan.

MULTIMEDIA

Multimedia adalah merupakan media yang diciptakan untuk menyajikan sesuatu dalam bentuk text, suara, gambar dan lainnya yang dimanfaatkan untuk berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi dengan melalui teknologi yang sedang berkembang dengan beragam jenis media. Penggunaan Multimedia saat ini sangat membantu dalam penyampaian bidang pengetahuan yang bersifat ilmiah.

Saat ini penggunaan multimedia sering banyak ditemukan untuk kebutuhan metode pembelajaran dengan mengambil informasi dari multimedia dengan menyajikan beragam majalah, buku dengan bermacam-macam penulis dan penerbit. Disini manfaat tersebut dirasakan dalam mencari data yang berkaitan langsung dengan pembelajaran dengan harga murah dan terjangkau.

Dengan berkembang pesatnya fenomena multimedia ini dapat berdampak negative bila menyalahgunakan fungsi dari multimedia tersebut seperti membuat suatu tulisan ilmiah yang bersumber dari multimedia tanpa menulis pengarang asli dari tulisan tersebut dengan istilah lain plagiat atau pembajakan karya. Dampak negative lainnya adalah mencari suatu kebenaran informasi dengan mengubah keaslian informasi tersebut. Hal tersebut perlu dihindarkan supaya fungsi multimedia menjadi tepat sasaran.

Adanya fenomena tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah merupakan sarana untuk penyampaian informasi yang dapat berupa komunikasi, informasi maupun hiburan. Dalam pelaksanaannya multimedia tersebut harus diiringi dengan fungsi nyata multimedia tersebut agar tidak terjadi penyimpangan melalui kesadaran sendiri mengetahui bahwa multimedia ini sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.


--------------------- $$$ -------------------





Berikut ini adalah hasil analisis kami terhadap artikel di atas dari segi :

1. Kata
Artikel di atas terdiri dari 200 kata, termasuk dua kata pada judul artikel. Pembagian jumlah kata berdasarkan masing-masing paragraf, yaitu sebanyak 46 kata pada paragraf pertama, 43 kata pada paragraf kedua, 61 kata pada paragraf ketiga, dan 48 kata pada paragraf akhir.
Terdapat beberapa kata bersinonim yang diletakkan berdampingan sehingga mengakibatkan kerancuan makna kalimat. Misalnya ‘adalah-merupakan’ dan ‘dengan-melalui’ pada paragraf pertama. Peletakan dua kata bersinonim juga akan memboroskan tempat saja. Selain itu, kami telah menghitung sebanyak 11 kata ‘dengan’ dan 7 kata ‘yang’ dalam artikel tersebut yang penggunaannya tidak efektif.
Terdapat pula penulisan kata-kata yang masih belum baku. Seperti kata ‘text’ dan ‘negative’. Kedua kata ini merupakan kata serapan dari bahasa asing. Namun, kata-kata ini telah mempunyai bentuk baku dalam bahasa Indonesia, yakni teks dan negatif. Kata imbuhan dan kata depan ‘di’ masih samar. Sebagaimana yang tertera pada Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa ‘di’ untuk kata imbuhan penulisannya harus disambung, contohnya ‘diserang’, dan ‘di’ untuk kata depan penulisannya terpisah oleh satu spasi, contohnya ‘di Serang’. Kita bandingkan dengan penulisan kata depan ‘di’ yang terdapat pada paragraf kedua dan keempat artikel di atas.

2. Kalimat
Terdapat banyak kesalahan dalam penulisan pola kalimat. Susunan kata yang tidak teratur dan berbelit-belit, penggunaan dua kata yang sama artinya, dan kesalahan ejaan mengakibatkan pola kalimat tidak efektif. Contoh kalimat :
Multimedia adalah merupakan media yang diciptakan untuk menyajikan sesuatu dalam bentuk text, suara, gambar dan lainnya yang dimanfaatkan untuk berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi dengan melalui teknologi yang sedang berkembang dengan beragam jenis media.
Seharusnya :
Multimedia merupakan media yang diciptakan untuk menyajikan sesuatu dalam bentuk teks, suara, gambar dan lainnya, serta berinteraksi, berkarya, dan berkomunikasi melalui teknologi yang sedang berkembang dengan beragam jenis media.

3. Kesatuan alinea
Tarigan (1986:11) mengemukakan ciri-ciri alinea sebagai berikut:
(1) Setiap alinea mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide pokok keseluruhan karangan.
(2) Umumnya alinea dibangun oleh sejumlah kalimat.
(3) Alinea adalah satu kesatuan ekspresi pikiran.
(4) Alinea adalah kesatuan yang koheren dan padat.
(5) Kalimat-kalimat dalam alinea tersusun secara logis dan sistematis.
Kesatuan aliniea dalam artikel tersebut masih kurang atau dapat dikatakan banyak terdapat kalimat sumbang. Namun demikian, pola pengembangan alineanya masih dapat diidentifikasi dengan baik. Alinea pertama merupakan alinea definisi, alinea kedua dan ketiga merupakan alinea penguraian, dan alinea keempat merupakan alinea konklusi atau kesimpulan.

4. Topik
Topik artikel di atas menarik dan bermanfaat. Penguraian terbatas pada satu topik utama, yakni fenomena multimedia.

5. Isi artikel
Meskipun mengandung banyak kalimat sumbang, isi yang diuraikan dalam artikel di atas masih sejalan dengan topik fenomena multimedia. Transisi antar alinea mengalir baik. Bila dibagi per alinea maka menjadi : definisi multimedia, manfaat multimedia, dampak negatif multimedia, dan kesimpulan.

6. Logika
Artikel di atas mengandung kalimat-kalimat yang tidak logis. Kesalahan memilih kata, penulisan pola, dan berbelit-belitnya kalimat mengakibatkan informasi yang terkandung tidak sampai kepada pembaca. Contoh :
Dalam pelaksanaannya multimedia tersebut harus diiringi dengan fungsi nyata multimedia tersebut agar tidak terjadi penyimpangan melalui kesadaran sendiri mengetahui bahwa multimedia ini sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
Seharusnya :
Dalam pelaksanaannya, multimedia tersebut harus diiringi dengan fungsi nyata agar tidak terjadi penyimpangan, dan kita perlu menyadari bahwa multimedia ini bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.